seamo - mother

Sabtu, 20 Agustus 2016

Kabut (bukan) teruntuk sore

Kala itu, kabut rindu pada sore
Ia ingin hadir pada sore
Maka, kala itu pula ia hadir pada sore
Memberi aroma khasnya pada sore


Apa kau tau?
Sore berbisik.
Ia berbisik pada hatinya sendiri
Kabut, aku telah mengikhlaskanmu
Hadirmu sudah tak kuharapkan lagi
Sungguh, aku sudah tak mengharap hadirmu


Kabut, apabila kau rindu padaku,
Kau bebas untuk hadir padaku
Aku akan menyambutmu dengan senang hati
Sebagai sahabatmu,
Sahabat semu
Kau bebas menebarkan aromamu padaku,
Aku rela, kabut

Namun kabut, ada hal yang perlu kamu tau
Saat senja datang, kau harus pergi
Kau tak boleh egois
Pergilah saat senja itu datang


Kabut,
Kita adalah sahabat semu
Aku tak bisa menemanimu sepanjang waktuku
Aku tak bisa seperti pagi

Kabut,
Maaf, aku punya nasehat untukmu
Kau harus setia pada pagi seperti setianya pagi padamu
Aku pun mencoba setia pada senja seperti setianya padaku

Kabut,
Mungkin inilah yang namanya takdir.
Bahwasanya kau memang teruntuk pagi, dan aku teruntuk senja