seamo - mother

Jumat, 29 Juli 2016

I'll say something to you

I'll say something to you. Bukan. Tepatnya adalah bercerita.


Kamu tau, bahwa aku sedang mendirikan pertahanan yang kuat dengan menumpuk batu bata berlapis lapis dan berderet berjajar? Tidak. Kamu tidak akan pernah tau. Kamu kemudian hanya bisa menghancurkannya. Tanpa memandang betapa kerja keras ku kerahkan. Lagi dan lagi. Terus dan terus. Hingga suatu saat aku menyerah untuk melanjutkan menyusun batu bata tersebut, sehingga aku dan kamu bisa saling bertatapan. Saat itu, aku begitu bahagianya.

Ah aku akan mengatakan bahwa kamu bukannya tidak tau soal tembok yang sedang aku bangun. Kamu bahkan sangggaaattt tau. Dan aku selalu bisa melihat kamu berusaha menghancurkan tembok milikku. Nampaknya kamu sudah berhasil menghancurkan sebagiannya. Sebagian masih ku pertahankan sebagai tembok yang utuh. Aku sudah bisa melihatmu melalui celah yang kamu buat dari sebagian bangunan yang kamu hancurkan. Aku tersenyum. Bahagia bisa melihatmu, bertemu kamu lagi.


Namun, suatu hal datang. Kamu tidak melihatku dengan senyum. Kamu tidak tersenyum. Kamu tidak melihatku lagi. Seseorang di sana yang kamu lihat. Sad.

Aku putuskan lagi sebagian tembok yang tersisa, yang belum kau hancurkan aku bangun lagi. Aku melanjutkan menyejajarkan dan menumpuk batu bata (lagi). Kali ini dengan bantuan bahan perekat berwarna hitam ke abu abuan. Ku harap, perpaduan antara batu bata dan semen ini akan lebih kuat sehingga tidak mudah kau hancurkan (lagi). Untuk kedua kalinya.